Monexnews - Euro menguat terhadap dollar pada hari Kamis untuk pertama kalinya dalam delapan hari, setelah Presiden European Central Bank Mario Draghi tidak berikan petunjuk pada program stimulus dalam waktu dekat melalui pembelian obligasi kawasan.
"Euro naik bukan karena apa yang Draghi katakan, namun apa yang tidak dia katakan," kata Omer Esiner, kepala analis pasar di Commonwealth Foreign Exchange di Washington. "Kita tidak mendengar bahasa apapun yang berarti mengenai kenaikan ruang lingkup dari aset yang akan di beli, dalam kata lainnya adalah pelonggaran kuantitatif yang tegas."
Dalam konfrensi pers pasca ECB meninggalkan suku bunga yang tidak berubah, Draghi membenarkan keinginan pasar untuk diberikannya angka-angka dari program pembelian obligasi bank, namun dia mengatakan bahwa "mandat dan tugas pokok" ECB adalah untuk membawa inflasi kembali ke level yang mendekati 2%.
"Saya mengerti keinginan anda untuk memiliki angka yang tepat untuk segalanya. Itu membuat hidup mungkin lebih mudah," kata Draghi. "Namun saya harus mengatakan bahwa saya tidak ingin untuk membebani ukuran dari neraca keuangan. Itu sangat penting, namun itu hanya sebuah instrumen.
Dia mengindikasikan bahwa rencana pembelian obligasi akan memiliki dampak yang cukup besar pada neraca keuangan ECB, dia menambahkan bahwa dia melihat peningkatan perbedaan dalam kebijakan moneter antara ECB dan Federal Reserve AS.
"Pernyataan kepala bank sentral tampaknya didesain untuk berikan tekanan turun baru pada nilai tukar euro," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.
Euro naik ke level tinggi di $1.2691 setelah pernyataan Draghi dan saat ini bergerak di kisaran $1.2650, naik sebesar 0.3%. Ini adalah kenaikan pertama euro sejak 22 September.
(fsyl)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
