Monexnews - Harga minyak mungkin telah anjlok sepanjang musim panas namun tingkat permintaan akan kembali pulih di tahun 2015 seiring perekonomian global membaik, menurut International Energy Agency (IEA). Harga minyak telah mengalami penurunan dramatis dalam beberapa bulan belakangan, dengan harga minyak jenis Brent menyentuh level rendah 2 tahun pada $88.55 per barel pekan ini, akibat melimpahnya suplai dan melambatnya tingkat permintaan di AS, China, dan Eropa. Bagaimanapun, IEA meyakini bahwa laju pertumbuhan permintaan "mungkin telah menyentuh level dasar" dan akan perlahan membaik.
"Proyeksi tingkat pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2014-2015 telah berkurang, namun laju pertumbuhan masih diperkirakan akan mendapatkan momentum. Data belakangan ini menunjukkan bahwa hal tersebut mungkin sudah mulai terjadi," menurut IEA dalam laporan bulanannya pada hari Selasa. IEA menambahkan bahwa output kilang yang mencapai rekor tinggi di bulan Agustus dan kenaikan margin global menandakan tingkat permintaan saat ini "tidak seburuk yang terlihat." IEA merevisi proyeksi tingkat permintaan minyak global untuk tahun 2014 menjadi 92.4 juta barel per hari, turun sebanyak 200,000 barel per hari dari laporan bulan September, akibat "berkurangnya ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan trend pelemahan belakangan ini." Meski demikian, laju pertumbuhan permintaan saat ini diproyeksi berada pada 700,00 barel per hari di tahun 2015 meski IEA memprediksikan laju pertumbuhan permintaan akan naik secara 'tentatif" menjadi 1.1 juta barel per hari di tahun 2015, "seiring kondisi makroekonomi membaik." Laju pertumbuhan permintaan diperkirakan akan mendapatkan momentum pada kuartal keempat tahun 2014, menurut IEA, "meski lambat sejalan dengan perekonomian global."
(xiang)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
