Monexnews - Minyak West Texas Intermediate rebound dari penurunan terbesar dalam 22 bulan sebelum di rilisnya data cadangan minyak mentah AS yang mungkin sinyalkan penguatan dalam permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka naik sebanyak 0.5% di New York, membalikan penurunan sebesar 3.6% yang terjadi kemarin. Cadangan minyak mentah berekspansi sebesar 1.5 juta barel pada pekan lalu, sementara itu untuk bensin kemungkinan menyusut, di tunjukan dalam survei Bloomberg sebelum Energy Information Administrationa merilis datanya malam ini. Yang terburuk sudah berakhir untuk harga minyak global seiring Arab Saudi memangkas produksinya dan permintaan minyak global membaik, menurut analis dari UBS AG dan Barclays Plc.
"Rebound saat ini adalah bentuk dari short-covering mengingat penurunan yang kita lihat kemarin," kata Barnabas Gan, seorang ekonom di Oversea-Chinese Banking Corp., di Singapura. "Resiko kenaikan harga kedepannya adalah mungkin melihat OPEC tampaknya tidak merasa nyaman dengan turunnya harga minyak. Itu adalah kisah dari suplai pada tahun ini."
Minyak WTI untuk kontrak bulan November naik sebanyak 47 sen menjadi $91.63 per barel dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan saat ini bergerak di kisaran $91.45 pada pukul 16.05 wib. WTI tergelincir sebesar $3.41 menjadi $91.16 pada saat kemarin, itu adalah level terendah sejak Mei 2013. Harga minyak WTI telah turun hampir 13% di kuartal ketiga, turun sebanyak 7% pada tahun ini.
(fsyl)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.