Bandung, - Lembaga aduan resmi Ombudsman mengaku tak merasa tersaingi atau kalah pamor dibandingkan media sosial seperti twitter. Tak bisa langsung merespon aduan yang masuk, Ombudsman menyatakan bahwa sistem penyelesaian laporan atau aduan masyarakat tidak semudah itu.
Berdasarkan data di Ombudsman pada 2012-2013 secara kuantitas terjadi kenaikan laporan hingga 250 persen.
"Dari 2 ribu aduan jadi sekitar 5 ribu. Tahun ini juga bisa sampai 6 ribu. Aduan bertambah karena ada penambahan kantor perwakilan di daerah," ujar Anggota Ombudsman RI Bidang Penyelesaian dan Laporan Budi Santoso dalam acara Gathering di Hotel Mason Pine, Padalarang, Bandung Barat, Kamis (2/10/2014).
Namun dari laporan atau aduan yang masuk, Budi menyatakan bahwa tak seluruhnya bisa direspon secara langsung. Jika dibandingkan dengan mengadu lewat akun twitter semisal @ridwankamil tentu Ombudsman tak bisa disamakan.
"Kita solusinya tidak bisa langsung individu," katanya.
Meski aduan atau laporan masyarakat kini bisa lebih mudah dilakukan melalui kanal dunia maya, Ombudsman menyatakan tak merasa tersaingi.
"Enggak lah, malah bagus. Itu bukan ancaman untuk kami," tutur Budi.
Untuk penggunaan media sosial, Budi mengaku perlu fleksibilitas. Ombudsman pun menyatakan akan melakukan pendekatan yang lebih cair supaya masyarakat lebih akrab dengan Ombudsman.
"Formulasi fleksibilitasnya harus dibuat. Jangan sampai saat diaudit, kita enggak ada bedanya dengan media sosial lainnya," jelas Budi.
Mulai hari anda dengan informasi aneka peristiwa penting dan menarik di "Reportase Pagi" pukul 04.00 - 05.30 WIB hanya di Trans TV(tya/mpr)