Saat PPP menandatangani perjanjian kerja sama dengan KIH Selasa (7/10) Jakarta - Pemilihan pimpinan MPR diwarnai manuver politik PPP yang loncat dari Koalisi Merah Putih (KMP) ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH). PPP berharap mendapat kursi pimpinan MPR dari manuver politik ini. Namun apa daya, partai berlambang Kakbah itu akhirnya harus gigit jari.
PPP sebenarnya parpol anggota KMP. Namun di pemilihan pimpinan MPR kali ini, PPP ikut dalam paket yang diusung KIH.
Keikutsertaan PPP di KIH ini dipicu oleh tak diberikannya jatah kursi pimpinan MPR oleh KMP. PPP merasa dikhianati, hingga akhirnya mencari perahu baru. KIH lalu bersedia menerima PPP, memasukkan Waketum Hasul Azwar dalam paket yang diusungnya. Namun apa daya, paket itu akhirnya kalah 17 suara dari paket yang diusung KMP.
Padahal, Sekjen PPP Romahurmuziy mengatakan kepindahan parpolnya ke KIH karena memperhitungkan peluang kemenangan. KIH dinilai lebih berpeluang menang karena mengusung perwakilan DPD, Oesman Sapta, sebagai calon ketua MPR.
"Pasti pemilihan kemungkinan besar untuk menang. Kemungkinan untuk menang juga kita perhitungkan," kata Romahurmuziy usai penandatanganan di Gedung DPR, Senayan, Selasa (7/10/2014).
Namun perhitungan itu sepertinya salah. PPP kini merasakan kekalahan pertamanya. Untuk PDIP cs, ini adalah kekalahan kelima di parlemen.
Mulai hari anda dengan informasi aneka peristiwa penting dan menarik di "Reportase Pagi" pukul 04.00 - 05.30 WIB hanya di Trans TV(trq/kha)