Monexnews - Lonjakan harga minyak dunia mendorong beberapa negara untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di level pengecer. Malaysia menjadi negara terakhir yang menyesuaikan harga bensin untuk menyeimbangkan neraca keuangannya.
Seperti diketahui, Malaysia telah menaikkan harga BBM untum membantu pencapaian target fiskal pemerintah. Langkah tersebut disambut baik oleh pelaku ekonomi dan lembaga rating, seperti Moody's, yang menilai kenaikan harga bahan bakar adalah suatu keharusan. "Kebijakan BBM terbaru adalah faktor positif bagi peringkat kredit Malaysia, karena penghematan subsidi akan membantu upaya konsolidasi fiskal," demikian menurut Moody's. Agensi rating itu kini memberikan penilaian investment-grade atau layak investasi A3 disertai outlook positif.
Moody's juga memperkirakan defisit fiskal Malaysia akan berkurang menjadi 3,1% dari nilai produk domestik bruto-nya atau di bawah target resmi 3,5% dan estimasi tahun lalu di 3,9%. Berkurangnya persentase defisit terhadap GDP juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih bagus dibandingkan perkiraan.
Pun demikian, Moody's menilai Malaysia masih punya pekerjaan rumah besar menyangkut reformasi fiskalnya. "Ujian berikutnya datang saat pemerintah mengumumkan RAPBN untuk tahun 2015 pada 10 Oktober," ulas Moody's. Kenaikan rating kredit Malaysia akan sangat tergantung pada program reformasi fiskal yang akan diperkenalkan, begitu pula dengan stabilitas makroekonomi nasional.
(dim)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.