Monexnews -
Meskipun masih berada di area lemahnya dalam 6 tahun terakhir, kurs yen pada sesi sore ini (Senin, 06/10) terpantau mulai menguat ke kisaran 109.35 dan coba menjauh dari titik terlemahnya yang tercatat pada sesi pagi di level 109.85.
Sedangkan pada sesi Jumat lalu, USDJPY tercatat ambruk hingga ke level 109.90 dan berakhir di tutup pada level 109.77, platform Reuters.
Secara umum terus menerusnya yen terutama akibat berlanjutnya penguatan dollar AS pasca data non-farm payrolls AS yang apik yang di rilis pada hari Jumat lalu. Angka tenaga kerja Amerika di luar sektor pertanian pada bulan September tercatat naik hingga 248.000, lebih tinggi dari estimasi ekonom yang memperkirakan 216.000.
Hasil itu jauh di atas jumlah tenaga kerja yang terserap pada bulan Agustus yang di revisi naik menjadi 180.000 dari rilis sebelumnya sebesar 142.000. Sedangkan tingkat pengangguran AS pada bulan September tercatat menurun menjadi 5,9% dari bulan Agustus sebesar 6,1% dan estimasi ekonom yang memproyeksikan tetap sebesar 6,1%.
Alhasil, apiknya data AS tersebut langsung memicu meningkatnya kembali spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan semula, karena data-data fundamental AS secara keseluruhan terlihat baik belakangan ini.
Ekspektasi tersebut turut menjadikan kebijakan moneter antara the Fed AS dengan bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ), semakin melebar. Karena di satu sisi, the Fed akan menghentikan program stimulusnya dengan 'exit strategy', di sisi lain BOJ justru akan tetap mempertahankan kebijakan longgar dengan gelontoran stimulus masif-nya.
(dar)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.