Monexnews - Minyak menguat di awal pekan pada sesi perdagangan Eropa hari ini, setelah pada pekan lalu membukukan penurunan empat pekan beruntun akibat penguatan dollar. Minyak yang berdenominasi dollar cenderung tertekan jika mata uang AS tersebut menguat.
Dollar pada hari Jumat lalu rally terhadap mata uang utama setelah data menujukkan ekonomi AS menambah tenaga kerja lebih tinggi dari perkiraan di bulan September, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 5,9% dari bulan Agustus sebesar 6,1%. Laporan tersebut meningkatkan spekulasi bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.
Pemangkasan output minyak oleh OPEC dipercaya akan mampu mendongkrak harga minyak yang terus merosot. Namun kartel minyak tersebut baru akan melakukan pertemuan pada 24 November mendatang, dan masih belum ada sinyal bahwa OPEC akan melakukan pemangkasan output minyak.
Outlook permintaan minyak juga masih lemah setelah pada pekan lalu data aktivitas manufaktur global dirilis mengecewakan. Survei menunjukkan aktivitas manufaktur Jerman berkontraksi untuk pertama kalinya dalam 15 bulan terakhir. Aktivitas manufaktur China tidak menunjukan perubahan di bulan September memberikan gambaran sektor manufaktur China belum memperoleh momentum penguatan kembali. Sementara aktivitas manufaktur Inggris dan AS melambat lebih rendah dari estimasi ekonom.
Minyak mentah WTI saat ini diperdagangkan pada kisaran $90,03 per barel menjauhi level terendah harian $89,38 (platform Monex Trader). (pap)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.