Monexnews -
Bursa Asia berakhir melemah di perdagangan hari Rabu (08/10) akibat kegelisahan global setelah International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
IMF saat ini memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 3.8% tahun depan, menurun dari taksiran di bulan Juli sebesar 4%. Lebih parahnya lagi, IMF memperkirakan ada 1 berbanding 3, zona euro berpeluang untuk masuk ke masa resesi kembali.
Pasar Jepang tumbang setelah buruknya data industri Jerman langsung memicu kecemasan terhadap pertumbuhan ekonomi global. Hal itu turut memperkuat yen sekaligus mendorong investor menjual saham-saham berbasis eksportir.
Sedangkan yen juga menguat setelah data current account Jepang mencatat surplus untuk 2 bulan beruntun di Agustus. Indeks Nikkei ditutup merosot 1.19% sekaligus merupakan penutupan rendah dalam 5 pekan terakhir.
Sedangkan Indeks KOSPI berakhir pada level terendah sejak Mei lalu dengan ditutup melemah 0.39%, terutama akibat terseret oleh saham kelas berat seperti Samsung Electronics & Hyundai Motor yang anjlok hingga lebih dari 2%. Sentimen juga tak mampu terangkat meskipun para petinggi merilis kebijakan baru demi melindungi eksportir dari dampak pelemahan yen.
Sementara Indeks Hang Seng akhirnya juga terkoreksi 0.68% seiring pasar luar negeri juga mencatat pelemahan tajam terkait penurunan proyeksi International Monetary Fund (IMF) terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Tajamnya pelemahan bursa AS juga menjadi beban berat bagi pasar Hong Kong. Sementara, anjloknya sejumlah blue-chips juga akibat efek dari kekhawatiran ekonomi setelah data services PMI dari HSBC-China merosot dari level tinggi dalam 17-bulan di September.
(dar)
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.