SBY saat tandatangani Perpu Nomor 1 dan 2 tahun 2014 (Foto: Abror Rizki) Jakarta - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sedih mendapatkan hujatan saat pilkada lewat DPRD disahkan DPR. Katanya, hujatan itu salah alamat. Ia membuktikan diri mendukung pilkada langsung dengan menandatangani 2 Perpu.
SBY menyampaikan berbagai pandangan terkait polemik pilkada lewat wawancara yang diunggah di Youtube, Kamis (2/10/2014). Di situ, ia menceritakan bagaimana dirinya sabar menghadapi berbagai hujatan saat pilkada lewat DPRD disahkan DPR.
"Saya, bahkan istri, keluarga, teman-teman saya sedih waktu itu. Karena, hujatan atau pun cacian-cacian itu kasar sekali, melebihi tata krama dan kepatutan dalam hubungan di antara sesama manusia. Begitu luar biasa," kata SBY yang tampak memakai batik warna coklat.
Meski menerima hujatan dari sebagian kalangan terkait disahkannya pilkada lewat DPRD, SBY berusaha tetap tenang dan berpikiran jernih. Ia mengaku coba menganalisa kenapa hujatan diarahkan kepadanya.
"Pertama, barangkali rakyat berfikir presiden itu bisa berbuat apa saja, bisa mencegah apa yang tidak diinginkan meskipun itu wilayah DPR RI, atau pun Demokrat juga bisa melakukan sesuatu untuk memastikan semuanya mengikuti opsi yang saya tawarkan itu, dan banyak hal," ujar SBY.
SBY menilai ekspektasi masyarakat kepada dirinya sebagai presiden sangat tinggi. Khususnya, bagaimana dirinya mengembalikan pilkada secara langsung. Ia pun menyebut hujatan hal itu salah alamat.
"Kedua, menurut saya juga kemarahan yang salah alamat. Tidak pernah sejak awal, saya pribadi, presiden, Partai Demokrat menginginkan agar pilkada ini berubah menjadi pilkada yang dipilih oleh DPRD. Tidak pernah. Tapi seolah-olah kami yang menginginkan seperti itu. Kan salah alamat," jelasnya.Next
Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase" TRANS TV yang tayang Senin sampai Jumat pukul 16.45 WIB(bar/ndr)