Edi Kusdaryanto (rivki/detikcom) Jakarta - Nama Edi Kusdaryanto mengharumkan nama Indonesia di ajang Asian Games 2014 dari cabang olahraga soft tenis dengan memboyong medali perak. Selain menjadi atlet nasional, pria berusia 39 tahun itu sehari-hari adalah PNS di Mahkamah Agung (MA).
Kisah Edi di dunia tenis dimulai ketika di duduk di bangku sekolah dasar. Pada tahun 1985 dia tianggal di Bondowoso, Jawa Timur. Setiap pulang dari SD, Edi selalu mampir ke tempat pamannya yang bekerja sebagai penjaga lapangan tenis.
Di sana Edi memanfaatkan lapangan tersebut untuk bermain bersama teman-teman kompleknya. Bermula dari iseng-iseng, Edi pun mulai menyukai olahraga raket ini hingga ke jenjang SMA.
"Intinya karier saya ini pertama karena pengaruh keluarga. Kebetulan kakak saya juga main tenis dan saya juga ikut main tenis," ujar Edi saat ditemui di lapangan tenis di komplek MA, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (9/10/2014).
Namun jalan Edi tidak mulus. Meski rutin latihan dari SD sampai SMA, tak ada prestasi yang membanggakan di dunia tenis. Lulus SMA pada tahun 1992, Edi mencoba peruntungannya dengan mengikuti club tenis. Baru setahun di club Edi langsung meraih juara pada kejuaraan Manado Open.
Prestasinya terus meningkat hingga dia menjadi juara 1 nasional dan terpilih masuk timnas pada tahun 1994 di usia Edi masih 19 tahun. Pria kelahiran 9 Mei 1975 ini pun didaulat untuk mewakili Indonesia pada Sea Games 1995.
Dia pun langsung mengharumkan nama bangsa dalam perhelatan olahraga se Asia Tenggara tersebut dengan menyabet medali perunggu pada kelas ganda putra. Usai Sea Games, Edi didapuk menjadi punggawa Indonesia berkiprah di Davis Cup. Namun sayang, dia gagal membawa Indonesia ke turnamen bergengsi tersebut karena Indonesia kalah dengan Korea di babak kualifikasi.Next
Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase" TRANS TV yang tayang Senin sampai Jumat pukul 16.45 WIB(rvk/asp)